Manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4. Mengapa? Karena manusia memiliki akal sehingga mampu mengungkapkan seluruh hasrat pikiran. Semua itu bisa diukir indah melalui tulisan. Setiap tulisan yang terukir memiliki makna dan hikmah. Lebih jauh, surta At-Tin menuntut peranan kreatif manusia untuk mengelola setiap peristiwa di alam raya ini sebagai sumber inspirasi dalam kerangka misi produktif dan inovatif untuk selalu menciptakan karya. Jika demikian, manusia bisa dikatakan mampu mengembangkan dan meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Pemanfaatan akal akan sangat persuasif jika digunakan untuk menuangkan hasil renungan melalui tulisan. Buku Jejak Mualaf Literasi karya Wahyudin menggambarkan betapa dahsyatnya literasi. Melalui literasi semua masalah dapat terungkap. Diawali dengan membaca, mengamati, merefleksi, bahkan partisipasi aktif dalam ranah sosial akan mampu mencari solusi. Dalam buku ini penulis mengisahkan bagaimana rekam jejak sebagai mulaf literasi dalam berjuang mengembangkan literasi di dunia pendidikan, lingkungan keluarga, hingga dalam kehidupan masyarakat.

Melalui buku ini, penulis membuka wawasan bahwa literasi sangat urgen untuk membuka cakrawala baru dalam upaya mengungkap koridor peradaban umat manusia. Profesinya sebagai pengawas sekaligus ustaz mampu menggelorakan literasi di mana pun dia berada. Setiap peristiwa yang dilaluinya mampu dituangkan dalam sebuah tulisan yang mengandung banyak hikmah.

Masihkah merasa sulit untuk berliterasi? Baca, tulis, dengar, dan apresiasi setiap karya. Mari, tancapkan hati untuk berliterasi tiada henti!